Selasa, 16 April 2013

Home Sweet Home


            

Udara dingin dan salju yang turun sudah menjadi pemandangan biasa bagiku .Aku duduk di meja dengan mata memerah .Rasanya ngantuk sekali .Tetapi  harus kutahan demi mengerjakan setumpuk makalah yang ada di depanku .Sempat terlintas dibenakku untuk pulang ke Indonesia ,tanah kelahiranku .Betapa rindunya hatiku pada kota Bandung ,tempatku membuat kenangan.Iya ,aku akan pulang. “Besok aku akan pulang ke Indonesia !”kataku pada teman sekamarku,Cathrine. “Berapa lama kamu akan pulang?”Tanya Cathrine . “Hanya sebentar ,aku tak mungkin berlama-lama meninggalkan tugas kuliahku yang menumpuk seperti ini .”jawabku datar .                                                                           

Kurapatkan   mantel buluku sambil menoleh ke kanan dan ke kiri menunggu taksi yang lewat .Pagi ini udara begitu dingin di Australia .Matahari hanya muncul sekitar 2-3 jam saja .Setelah menunggu lama,akhirnya aku mendapatkan taksi. “Ke bandara .”kataku singkat pada sopir taksi itu .Sampai di bandara aku segera memberikan pasporku dan segera bergegas naik pesawat .Tak sabar hatiku melihat kampung halamanku .Di dalam pesawat aku hanya bisa berangan-angan saja .Bagaimanakah bangunan rumahku sekarang ?Apakah halamannya tetap seperti dulu?Berbagai pertanyaan terbesit dipikiranku .Memang sudah 10 tahun aku di Australia .Masa SMP & SMAku kuhabiskan di sana .Tak ada pilihan lain selain itu.Karna di Indonesia sendiri tak ada yang sempat merawatku .Akupun lebih memilih tinggal bersama tanteku di Australia .Setelah 2 jam perjalanan ,akhirnya aku sampai di Indonesia .Tetapi aku harus naik kereta dari Jakarta ke Bandung .Memang cukup rumit .Dari sini aku harus naik taksi ke stasiun ,lalu naik kereta sampai ke stasiun Bandung.Dan naik taksi sampai ke rumah .
Tak terasa kini aku sudah berada tepat di depan gerbang rumahku .Aku berteriak kegirangan,ternyata semuanya belum berubah,masih tetap sama seperti dulu.Warna catnya pun tak dirubah .Dua orang pelayan setengah baya menghampiriku. “ Mmm,maaf neng ini cari siapa?” Tanya pelayan perempuan itu dengan ramah . “Mbok Sitikan?”aku balik bertanya .Mereka berdua saling berpandangan dengan heran . “Iya saya Mbok Siti.” Jawabnya bingung. “Dan pak Bejokan?” tanyaku pada pelayan pria itu. “Iya betul saya pak Bejo.” Sekali lagi mereka saling berpandangan dengan heran. "Saya Fina mbok,pak!” jelasku dengan senang.Mereka berdua sama-sama memegang kepala seperti sudah mengingat sesuatu yang lama . “Ya ampun,neng Fina sudah besar ya.”kata mbok Siti terheran-heran . “Ya,iyalah mbok,masak saya harus kecil terus.”jawabku.Mereka memang sudah bekerja di keluarga kami selama 25 tahun,dan sampai sekarang mereka tetap setia merawat rumah kami,dan juga merawat nenek yang telah lanjut usia .
Aku berkeliling di halaman rumah yang luas.Masih tetap rimbun seperti dulu.Bangunan rumahnya memang sudah jadul,bila dibandingkan dengan deretan rumah sebelah kami. Tetapi masih tetap kokoh dan indah.Aku duduk di ayunan masa kecilku .Pikiranku menerawang pada saat aku kecil dulu.Saat aku bermain bersama kakak ,bersenda gurau bersama .Jatuh terpeleset,menagis,bertengkar semuanya masih melekat dalam hatiku .Saat memasuki ruang tamu ,ingatanku makin terbuka .Dulu di sini tempatku berbagi ,tertawa,dibesarkan hingga membentuk kepribadianku yang seperti ini.Rasanya ingin menangis ,bila teringat keadaanku sekarang .Semuanya telah bercerai-berai .Andaikan kami saling mengerti .Mungkin kami akan berkumpul bersama di dalam satu atap ini membentuk sebuah keluarga.Ayah terlalu sibuk mengurusi perusahaannya yang sudah tersebar luas ,tak sadarkah dia akan umurnya?Sedangkan ibu menjadi perintis salon di Jakarta .Dan memilih tinggal di apartemen Kelapa Gading .Juga kakakku menjadi degsiner terkenal di Jakarta pula.Dia bahkan tak mau peduli dengan semuanya .Untuk meluangkan waktu ke sinipun terasa sulit bagi mereka. Mengapa semuanya seperti ini?Pantaskah bila disebut Rumahku adalah Surgaku? Tak ada kehangatan kasih sayang di sini.Hanya ada keheningan dan kepedihan.
            Kulihat nenek yang sudah renta sedang duduk di kursi roda ,memandang keluar jendela . “Nenek.” Ku cium tangan nenek yang rapuh tak berdaya.Pendengarannya mulai berkurang juga sudah pikun .Tapi nenek seperti tak menyadari kehadiranku dan tetap memandang lurus ke luar jendela . “Nek aku Fina ,aku pulang Nek!”bisikku ke telinga nenek .Nenek mulai melirik ke arahku .Aku tersenyum lembut pada beliau .Air mataku berlinang ,nenek bersikeras memperjuangkan rumah ini agar tidak dijual Ayah .Betapa sakitnya hati nenek bila melihat anak satu-satunya tak pernah mengunjunginya di saat masa tuanya .Mungkin aku yang akan menggantikan nenek memperjuangkan rumah ini.Rumah ini tetaplah rumahku.Seberapa pedihnya perasaanku .Tetaplah ,kata –kata yang terukir di hatiku,Rumahku Surgaku .

Tempatku berteduh dari hujan dan sinar matahari
Tempatku tumbuh besar
Tempatku membuat kenangan
Dan segala kasih sayang yang diberikan


                                                                                                                                                                                                By: Joy Devivre                     

Tidak ada komentar: