Ada
pepatah yang mengatakan “Burung tanpa
sayap sudah bukan burung lagi.Manusia tanpa mimpi,sudah bukan manusia lagi.” Nah,untuk
itu buat kalian yang masih ragu dengan mimpi kalian serta untuk meningkatkan
kesungguhan kita dalam meraih apa yang kita impikan,baca cerita inspiratif ini yuk.Happy Read ^^
Impian
Seorang Mahasiswi
http://zeldalily.comn |
Hari pertama kuliah di kampus, profesor memperkenalkan diri
dan menantang kami untuk berkenalan dengan seseorang yang belum kami kenal.
Saya berdiri dan melihat sekeliling ketika sebuah tangan lembut menyentuh bahu
saya. Saya menengok dan mendapati seorang wanita tua, kecil, dan berkeriput,
memandang dengan wajah yang berseri-seri dengan senyum yang cerah.
Ia menyapa, "Halo anak cakep. Namaku Rose. Aku
berusia delapan puluh tujuh. Maukah kamu memelukku?" Saya tertawa dan
dengan antusias menyambutnya, "Tentu saja boleh!". Diapun memberi
saya pelukan yang sangat erat. "Mengapa kamu ada di kampus pada usia yang
masih muda dan tak berdosa seperti ini?" tanya saya berolok-olok.
Dengan bercanda dia menjawab, "Saya di sini untuk
menemukan suami yang kaya, menikah, mempunyai beberapa anak, kemudian pensiun
dan bepergian."
"Ah yang serius?" pinta saya. Saya sangat
ingin tahu apa yang telah memotivasinya untuk mengambil tantangan ini di
usianya. "Saya selalu bermimpi untuk mendapatkan pendidikan tinggi dan
kini saya sedang mengambilnya!" katanya.
Setelah jam kuliah usai, kami berjalan menuju kantor senat
mahasiswa dan berbagi segelas chocolate milkshake. Kami segera akrab. Dalam
tiga bulan kemudian, setiap hari kami pulang bersama-sama dan bercakap-cakap
tiada henti. Saya selalu terpesona mendengarkannya berbagai pengalaman dan
kebijaksanaannya.
Setelah setahun berlalu, Rose menjadi bintang kampus
dan dengan mudah dia berkawan dengan siapapun. Dia suka berdandan dan segera
mendapatkan perhatian dari para mahasiswa lain. Dia pandai sekali
menghidupkannya suasana.
Pada akhir semester kami mengundang Rose untuk
berbicara di acara makan malam klub sepak bola kami. Saya tidak akan pernah
lupa apa yang diajarkannya pada kami. Dia diperkenalkan dan naik ke podium.
Begitu dia mulai menyampaikan pidato yang telah dipersiapkannya, tiga dari lima
kartu pidatonya terjatuh ke lantai. Dengan gugup dan sedikit malu dia bercanda
pada mikrofon. Dengan ringan berkata, "Maafkan saya sangat gugup. Saya
sudah tidak minum bir. Tetapi wiski ini membunuh saya. Saya tidak bisa menyusun
pidato saya kembali, maka ijinkan saya menyampaikan apa yang saya tahu."
Saat kami tertawa dia membersihkan kerongkongannya dan
mulai, "Kita tidak pernah berhenti
bermain karena kita tua; kita menjadi tua karena kita berhenti bermain. Hanya
ada empat rahasia untuk tetap awet muda, tetap bahagia, dan meraih sukses. Kamu
harus tertawa dan menemukan humor setiap hari. Kamu harus mempunyai mimpi. Bila
kamu kehilangan mimpi-mimpimu, kamu mati. Ada banyak sekali orang yang berjalan
di sekitar kita yang mati namun tidak mengetahuinya!"
"Sungguh jauh berbeda antara
menjadi tua dan menjadi dewasa. Bila kamu berumur sembilan belas tahun dan
berbaring di tempat tidur selama satu tahun penuh, tidak melakukan apa-apa,
kamu tetap akan berubah menjadi dua puluh tahun. Bila saya berusia delapan
puluh tujuh tahun dan tinggal di tempat tidur selama satu tahun, tidak
melakukan apapun, saya tetap akan menjadi delapan puluh delapan.
Setiap orang pasti menjadi tua. Itu tidak membutuhkan
suatu keahlian atau bakat. Tumbuhlah dewasa dengan selalu mencari kesempatan
dalam perubahan. "Jangan pernah menyesal. Orang-orang tua seperti kami
biasanya tidak menyesali apa yang telah diperbuatnya, tetapi lebih menyesali
apa yang tidak kami perbuat. Orang-orang yang takut mati adalah mereka yang
hidup dengan penyesalan."
"Jangan pernah menyesal.
Orang-orang tua seperti kami biasanya tidak menyesali apa yang telah
diperbuatnya, tetapi lebih menyesali apa yang tidak kami perbuat. Orang-orang
yang takut mati adalah mereka yang hidup dengan penyesalan."
Rose mengakhiri pidatonya dengan bernyanyi "The Rose". Dia menantang setiap orang untuk mempelajari liriknya dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Akhirnya Rose meraih gelar sarjana yang telah
diupayakannya sejak beberapa tahun lalu. Seminggu setelah wisuda, Rose
meninggal dunia dengan damai.
Lebih dari dua ribu mahasiswa menghadiri upacara
pemakamannya sebagai penghormatan pada wanita luar biasa yang mengajari kami
dengan memberikan teladan bahwa tidak ada yang terlambat untuk apapun yang bisa
kau lakukan.
Ingatlah, menjadi tua adalah keharusan,
menjadi dewasa adalah pilihan.
***
#OUTRO
Sediakan waktu untuk bekerja; itulah harga sebuah
keberhasilan.
Sediakan waktu untuk berpikir; itulah sumber kekuatan.
Sediakan waktu untuk bermain; itulah rahasia awet
muda.
Sediakan waktu untuk membaca; itulah landasan
kebijaksanaan.
Sediakan waktu untuk berteman; itulah jalan menuju
kebahagiaan.
Sediakan waktu untuk bermimpi; itulah yang membawa
kereta anda ke bintang.
Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai; itulah
hak istimewa Tuhan.
Sediakan waktu untuk melihat sekeliling anda; hari
anda terlalu singkat untuk mementingkan diri sendiri.
Sediakan waktu untuk tertawa; itulah musik jiwa.
(Doa
Inggris Kuno)
1 komentar:
Inspiratif
Posting Komentar